Oleh : Agung Priyo Pidekso
Aku punya seorang teman yang cukup menginspirasi, namanya Handoko. Oke,
kenapa aku mengawali tulisan ini dengan kisahnya mas Handoko? Simpan dulu
pertanyaannya aku lanjut cerita dulu ya! Handoko pemuda keren yang baru berumur 20 tahun. Aku kenal dia dari komunitas Teropong Sejarah Tuban. Profesinya adalah mekanik disalah
satu bengkel resmi Honda. Gak nyambung sih antara sejarah dengan mekanik.
Sebentar! Handoko ini juga penggiat literasi dan tergolong kutu buku.
koleksi bukunya lumayan banyak, dan ternyata dia juga pernah menelurkan
sebuah buku. meski hanya sebuah antologi puisi.
Sering malam harinya dihabiskan di rumahku. meskipun hanya untuk ngobrol,
diskusi, berbincang tentang literasi dan cewek-cewek bohai. Kalian pingin
senyum boleh, ketawa lepas juga tidak apa, ha ha ha ha. Oke, Karena hobinya
berliterasi ini, kami dari Teropong Sejarah (selanjutnya disingkat TST)
membuat sempalan atau cabang dari komunitas yang disebut divisi. Tepatnya
divisi kearsipan dan literasi. Kami memberi nama Ruang Apitara. Handoko adalah ketuanya. Selain sibuk dipekerjaan, dan aktif berbagai
komunitas. Handoko ini juga sempat jadi driver Grab, siap dimintai tolong
untuk jadi kurir, dan sekarang dia juga berjualan olahan singkong secara On-Line.
Dia pernah curhat tentang kehidupannya yang susah, tentang anak desa, hidup
di pelosok, dan menjadi tulang punggung keluarga. Tiap kali mengawali
komikasi lewat pesan Whatsap, dia akan menulis kata kunci kepada saya.
Misalnya “membaca membuamu ganteng”, atau “lobi-lobi Yahudi”, Yang paling menarik dari beberapa kata kuncinya adalah “Ijinkan Saya Kaya”. Maksud anak ini apa? Apa aku bisa memberi kaya kepadanya?
Mungkin dari sekian orang temannya, mungkin akulah yang dipandang mampu.
Maaf aku sama sekali belum kaya. Baik, sekarang akan aku jawab. Kenapa
aku menulis kisah handoko ini. Dari sekian pemuda yang kukenal dan kutemui Handoko-lah yang cukup muda, yaitu baru menginjak 20 tahun. Dan sepertinya dia yang cukup menginspirasi. Ada banyak hal yang dapat kita gibah dari dia. Mulai dari kegantengannya, kreatifitasnya, semangatnya,
energinya, dan gaya play boy-nya. Laki bujang wajib hukumnya menjajaki banyak hati wanita, ha ha ha ha.
Dan selanjutnya akan kita ulas kalimat Handoko ini “Ijinkan Saya
Kaya”.
Ijinkan saya kaya. Itu salah satu kalimat yang apabila diresapi akan penuh
dengan kesedihan dan kepedihan. kaya tak perlu ijin siapapun. Kaya merupakan
sebuah takdir Tuhan. Tapi kaya itu juga merupakan sebuah pilihan. Menjadi
kaya bisa juga merupakan cita-cita banyak orang. Nasib seseorang siapa yang
akan tahu. Seberapa keras kita berusaha untuk meraihnya. Kaya dalam satu
sisi yang berbeda bisa diartikan memiliki keduniawian yang banyak, dan
merasa cukup itu yang paling penting.
Setiap kebudayaan memikliki filosofi yang berbeda pula. Salah satunya
adalah filosofi hidup dari orang Jawa. Kita mungkin sudah pernah dengar beberapa filosofi hidup orang Jawa ini bisa bikin kaya raya. Filosofi ini tidak hanya dapat digunakan oleh orang jawa saja, namun kita juga perlu untuk mengambil ilmunya. Falsafah ini pasti sangat bermanfaat serta sangat berguna untuk kehidupan
sehari-hari. Beberapa filosofi hidup orang jawa yang bisa bikin kaya raya dan kita ambil sebagai falsafah dan resulusi diri di tahun ini dan masa mendatang.
Aja gemunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman
Jika dilihat secara harfiah kata filosofi ini adalah memberi tahu kita untuk jangan mudah heran, menyesal, mudah terkejut dan jangan manja. Sedangkan secara lebih dalam filosofi ini mengajarksan kita untuk menjadi
orang yang selalu menerima semua keadaan dalam hidup.
Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka
Filosofi ini memiliki arti kepada kita supaya jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, dan jangan pula suka
mencurangi agar kita tidak celaka. Filosofi hidup bisa menjadi kontrol, rem cakram untuk sifat negatif dengan tidak sombong dan jumawa atas apa yang telah kita ketahui atau kita capai. Hal ini akan menjadikan kita salah arah, intinya filosofi ini mengajarkan kita untuk selalau rendah hati.
Alon-alon waton kelakon
Kata-kata ini paling sering dibicarakan, khususnya orang tua kepada
anak-anaknya. Makna dari filosofi ini adalah pelan-pelan yang penting
selamat. Meski terdengar biasa saja karena paling sering diucapkan sehingga terkesan
biasa saja sehingga kini dianggap biasa saja. Makna dari filosofi ini sendiri adalah kamu harus lebih berhati-hati,
waspada, ulet dan tetap tangguh dalam menjalankan bahtera rumah
tangga.
Nerima ing pandum
Filosofi hidup orang jawa satu ini memiliki arti bahwa kita harus bisa menerima segala pemberian. Selain itu dalam filosofi ini pula kita harus lebih ikhlas dalam menghadapi
segala macam percobaan dalam hidup. Tujuan lain dari filosofi hidup ini adalah agar kita tidak tumbuh menjadi
manusia yang serakah sehingga mengingikan hak milik orang lain.
Urip iku urup
Secara bahasa filosofi ini memiliki arti bahwa hidup itu harus menyala. Bukan berarti hidup itu harus seperti lampu yang menyala-nyala. Namun filosofi ini mengajarkan kita untuk hidup dengan berguna untuk orang
lain. Menyebarkan energi positif. Saling membantu satu sama lain. Pada intinya filosofi ini mengajarkan kita untuk bermanfaat bagi orang lain
baik dalam hal kecil ataupun hal besar. Semua filosofi di atas mengajarkan kita bagaimana caranya menjalankan hidup
yang lebih baik dan lebih bermakna.
Sebagai orang beriman mari kita pahami makna beberapa ayat berikut ini: “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia (ingin kaya): ‘Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun;
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar’.” (79).
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak
ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan
tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
(81). Memahami ayat di atas memberikan motivasi pada kita bahwa kaya itu
keharusan bagi umat Islam. Yang dilarang, sekali lagi, yang dilarang adalah
kesombongan. “Seperti sombongnya Qarun ketika sebelumnya saleh, miskin, dan tidak punya
apa-apa, lalu menjadi kaya karena doa Nabi Musa” (QS al-Qashash:
76).
Dari sinilah kita harus selalu ingat, jangan sampai ketika sudah kaya malah
lupa diri. Kaya adalah anugerah dari Allah. Karena yang diberi kesempatan
kaya adalah hamba-Nya yang dikehendaki (terpilih). Maka, sudah kewajiban
kita untuk saleh agar kekayaan itu bernilai manfaat.
Teringat lima rukun Islam itu bisa sempurna ditunaikan ketika kaya. Jadi,
menjadi hamba-Nya yang kaya dan saleh adalah perintah Allah. Dengan kaya,
kita bisa membantu lebih banyak orang. Dengan kaya, kita tidak dijajah.
Dengan kaya, kita bisa berdaulat. Dengan kaya pun kita bisa bersedekah dan
bermanfaat lebih banyak lagi.
Kaya tidak ada kaitannya dengan kepandaian, pendidikan tinggi atau
keturunan. Betapa banyak orang kaya, padahal kecerdasannya biasa-biasa saja
atau tidak tamat kuliah dan tak pernah mengecap pendidikan. Tidak sedikit
orang kaya dari keturunan orang biasa. Maka, kaya tidak bisa direkayasa.
Kaya adalah soal kerja keras dan kepantasan diri di hadapan-Nya.
Semoga kisah Handoko, filosofi Jawa dan beberapa ayat di atas dapat menjadi
resolusi diri kita untuk hari ini esok dan tahun tahun yang akan datang. Aku
Pak A, salam literasi, salam budaya. Semoga bermanfaat dan
menginspirasi.
[Agung Priyo Pidekso; Budayawan muda, Konten Kreator, Guru SD, Seniman. Hobi musik dan
petualangan. Tinggal di Tuban Jawa Timur. Media sosial dan media kreatif di
antaranya FB: Agung Pidikriyo Pidekso, IG: agung_pidekso, YT: Pak A Budaya,
Kelas Pak A, Agung Bonsai & Craft, APP Channel Petualang, Tik-tok: Agung
pidekso]